Apa yang muncul di benak ketika mendengar kata “kawasan ekonomi”?
Mungkin saja yang muncul adalah bayangan berupa daerah padat pertokoan besar nan modern. Menyajikan kesejukan dan kenyamanan dengan beraneka ragam barang yang ditampilkan secara menarik.
Wajar kalau memang itu yang terbetik di benak. Karena memang para pemodal besar di kota berlomba menarik konsumen untuk datang ketokonya. Bahkan sekedar untuk melihat-lihat saja. Karena dengan melihat, tak jarang barang dagangan akan terbeli juga meski belum tentu dibutuhkan benar.
Konsep kawasan ekonomi atau bisnis ini juga memudahkan para calon konsumen untuk memenuhi kebutuhannya dalam satu tempat.
Akan tetapi, itu biasanya ada di kota dengan banyak pemodal besar dan jumlah konsumen yang memadai untuk mengembalikan modal besar tersebut.
Bagaimana kalau konsep kawasan bisnis itu kemudian muncul di desa atau kecamatan?
Salah satu contoh jawabannya adalah Kawasan Ekonomi Kecamatan Kebasen, Banyumas.
Tentu saja, tidak ada brand besar di sini. Puluhan pelaku bisnis yang membuka usahanya di sepanjang Jalan Raya Kebasen – Cindaga, berupa warung-warung tradisional sederhana.
Warung-warung kelontong kebutuhan sehari-hari dan kuliner. Terdapat warung sembako, warung keperluan rumah tangga. Juga ragam kuliner yang diantaranya ada warung nasi rames, bakso, gado-gado, pecel , mi ayam, ayam goreng kampung hingga fried chicken. Kesemuanya milik warga setempat.
Tidak bermewah-mewah, warung-warung ini menyediakan barang kebutuhan bagi warga Kebasen untuk berbelanja di satu tempat. Selain itu, yang terpenting adalah interaksi antara pemilik warung sekaligus sebagai penjual dengan pembelinya. Juga interaksi sesama penjual.
Interaksi-interaksi inilah yang membangun rasa kekeluargaan. Sehingga muncul keterikatan untuk selalu kembali memenuhi kebutuhan rumah-tangganya di kawasan ini. Roda ekonomi kerakyatanpun bisa terus bergulir.
Sedangkan interaksi antar pedagang, memunculkan rasa kekeluargaan untuk saling membantu tanpa perasaan saling bersaing. Prinsipnya sederhana : semua rejeki sudah ada Yang Mengatur.
Awalnya, kawasan ini terbentuk untuk memenuhi kebutuhan keluarga pasien maupun pegawai dan dokter Puskesmas Kebasen yang berada di seberang jalan warung. Seiring berjalannya waktu, Puskesmas berkembang, berkembang pula ragam warung didepannya. Menjadikan daerah ini sebagai kawasan ekonomi.
Bahkan ada Warung Mekarsari yang buka 24 jam. Menyediakan kebutuhan saat kemalaman.
Bagi Anda yang sedang menempuh perjalanan melintasi jalan raya Kebasen – Cindaga, tidak perlu ragu untuk mampir. Penuhi bekal perjalanan Anda dan nikmati beragam kuliner dengan interaksi yang ramah dan kekeluargaan di Kawasan Ekonomi Kebasen .
Semoga tulisan ini memberi maslahat bagi umat. Aamiin.
Apapun kegiatan masyarakat (positif) ketika ada yg menggiatkan hasilnya tetap akan lebih bisa dirasakan manfaatnya .